Palembang, 7 April...
Palembang, 7 April 2015
Untuk Pahlawan Negeri ini, Bung Hatta.
========================================================================
Bung Hatta, Indonesia sekarang menjadi negara terpadat di dunia keempat setelah China, Amerika dan India. Negara yang engkau perjuangkan dulu kini diprediksi akan mendapat bonus di tahun 2020-2030. Bonus tersebut adalah Bonus Demografi, dimana penduduk dengan umur produktif sangat besar sementara usia muda semakin kecil dan usia lanjut belum banyak. Hal ini tentunya menguntungkan, karena usia pemuda dengan usia yang produktif bisa mencapai 70% dari seluruh penduduk (Kompasiana.com).
======================================================================= Akan tetapi usia produktif ini apabila tidak berkualitas malah akan menjadi beban negara, oleh karena itu pemerintah harus memberikan pendidikan yang masif, melakukan pembinaan pola asuh & tumbuh kembang anak sejak dini, perhatian serta pembinaan yang baik dari keluarga, intinya peningkatan segala bidang agar SDM kita mampu bersaing di dunia International.
======================================================================= Melirik bonus SDM ini, kiranya kita bisa flashback kembali bagaimana di usia produktif para pejuang kita, memanfaatkan usia produktifnya melawan penjajah dan mempertahankan kemerdekaan. Salah satunya Bung Hatta. Beliau mendedikasikan waktu, tenaga serta pemikirannya untuk Indonesia. Kuliah di Belanda, namun tetap berjuang disana demi Indonesia melalui suatu organisasi.
=======================================================================
Melalui tulisan ini, saya ingin mengirimkan pesan keprihatinan kepada para pejuang bangsa, untukmu Bung Hatta. Ketika kami sebagai pemuda ini terlahir dimasa yang aman, penuh dengan kedamaian serta kebebasan. Kami merasa beruntung dan bersyukur. Tidak lagi harus memegang bambu runcing atau meneriakkan kata “MERDEKA”. Kami terlahir diera untuk mengisi kemerdekaan, diera dimana memberikan kontribusi dengan cara yang berbeda, baik itu meningkatkan kualitas diri dari segi pendidikan dan juga sebagai iron stock untuk melanjutkan estafet kepemimpinan.
Namun Bung Hatta, izinkan saya untuk menceritakan bagaimana keadaan pemuda saat ini, terutama mereka yang berstatus mahasiswa.
=======================================================================
Kami tahu, kalau Bung Hatta bersama dengan pejuang lainnya memberikan kontribusi kepada negeri ini pada bagian yang berbeda-beda, tentunya sesuai dengan bidang masing-masing. Bung Hatta yang dulu pernah sekolah di Belanda, tetap memikirkan Indonesia dan memperjuangkannya lewat organisasi. Semangat perjuangan Bung Hatta ketika sekolah di Belanda memperjuangkan Indonesia lewat organisasi perhimpunan Indonesia dan Bung Hatta sempat menjadi ketua. Beliau juga sempat dimasukkan ke dalam jeruji besi setelah dinilai oleh pihak Belanda bersalah dengan aktif di organisasi yang terlarang dan mengganti nama majalah PI, Poetra Hindia dengan Indonesia Merdeka.
======================================================================== Namun Bung Hatta, mahasiswa sekarang malah banyak yang jiwa kritisnya memudar, lebih asik nongkrong di kafe-kafe hanya untuk berkumpul dan membahas hal yang kurang bermanfaat. Kalau boleh saya katakan, jiwa hedonis menggerogoti jiwa mahasiswa. Mahasiswa sekarang ternina bobokan oleh kemajuan teknologi sehingga separuh waktu mereka digunakan untuk melayani fitur-fitur dan dunia sosial media yang notabene hanya sekedar chattingan semata, kalau boleh dibilang mengisi kemerdekaan dengan gadget. Jangankan siap dipenjara seperti Bung Hatta karena melawan kezhaliman, mengkritisi kebijakan pemerintah yang merugikan rakyat saja terasa sangat sulit.
======================================================================== Bung Hatta, engkau dulu bersuara lewat tulisan sekalipun di dalam penjara, namun pemuda sekarang malah sering menulis tulisan untuk dijadikan status yang kebanyakan hanya menceritakan keadaan dirinya saja, tidak ada unsur kemaslahatannya.
Bung Hatta, kami tahu dari beberapa buku, engkau tipe orangnya pendiam, namun ketika bersuara, dapat memberikan impact yang luar biasa. Salah satu pidato engkau di Lapangan Ikada (sekarang Lapangan Merdeka) pada tanggaI 8 Desember 1942 menggemparkan banyak kalangan. Engkau mengatakan, “Indonesia terlepas dari penjajahan imperialisme Belanda. Dan oleh karena itu ia tak ingin menjadi jajahan kembali. Tua dan muda merasakan ini setajam-tajamnya. Bagi pemuda Indonesia, ia Iebih suka melihat Indonesia tenggelam ke dalam lautan daripada menjumpainya sebagai jajahan orang kembali." Inilah keberaniaan Bung Hatta dalam memperjuangkan keadilan bagi rakyat Indonesia.
========================================================================Namun, pemuda sekarang atau lebih tepatnya mahasiswa yang lagi asik duduk manis di bangku kuliahnya, jiwa kritisnya sudah mati suri, banyak sekali ditemukan di dalam satu kelas, terkadang hanya satu atau dua orang yang berjiwa kritis dalam mengkontrol kebijakan rektorat dan pemerintah, selebihnya mereka hanya diam, entah diam karena tidak tahu, atau karena diam tidak mau tahu. Yang jelas, saya berkeyakinan mereka sudah mengetahui keadaan Indonesia sebenarnya. Ini dikarenakan media sekarang sangat masif memberitakan berbagai kebijakan dan pergolakan di pemerintah. Baik itu perpolitikan, pendidikan, ekonomi atau bahkan informasi tentang keterpurukan negeri ini.
======================================================================== Namun, kalau boleh saya menafsirkan keadaan mahasiswa sekarang, lebih banyak apatis terhadang kebijakan pemerintah yang tidak pro terhadap rakyat. Mereka masih menganggap politik itu bahaya dan sangat tidak manusiawi. Memang benar, politik itu danger area, tapi lihatlah pejuang kita dulu, untuk mempertahankan negara yang merdeka, harus kuat dan tanggap terhadap perpolitikan, karena di dalamnya terhadap diplomasi atau bahasa sederhananya loby. Dengan diplomasi dan berkomunikasi dengan negara lain, meyakinkan dan meminta dukungan bahwa Indonesia sudah merdeka, maka dengan banyaknya dukungan dari negara lain maka secara de jure Indonesia sudah melengkapi syarat sebagai suatu negara.
======================================================================== Bung Hatta, setidakya itu sebagian kecil gambaran pemuda Indonesia sekarang, pasti sangat jauh kondisinya dengan kawan-kawanmu dulu saat engkau masih muda. Tapi, inilah adanya. Namun saya merasa sedikit berbahagia, setidaknya dari berbagai kesedihan, saya terhibur karena disudut lain ada beberpa gerakan mahasiswa yang membentuk suatu forum, organisasi atau bahkan komunitas yang tujuannya utk memperbaiki diri, keluarga dan bangsa ini. Seperti Forum Indonesia Muda, yang mempunyai visi menciptakan generasi penerus bangsa dengan karakter yang jujur, integritas dan berkomitmen. Karakter tersebut harganya sangat mahal di bangsa ini. Kejujuran, integritas menjadi karakter yang menjauh dari negara ini, para pemimpinnya juga banyak yang diperalat oleh kepentingan, bukan kepentingan rakyat, tapi kelompok, golongan atau bahkan partainya.
Harapan saya pribadi atau bahkan kita semua, kedepannya menginginkan pemimpin yang bisa berdiri tegak atas nama rakyat dan bangsa.
========================================================================Bukan hanya ucapan semata, namun dengan implementasinya dilapangan yang kami butuhkan. Kami juga berkeyakinan, masih banyak pemuda-pemuda di negeri ini yang sangat peduli terhadap bangsa. Semoga goresan ini akan menjadi pengingat untuk kita semua dan saya pribadi terutama, bahwa bangsa ini butuh sosok Hatta muda. Hatta muda yang totalitas dan komitmen dalam ucapan dan perbuatan. Aamiin.
Salam hormat saya
Mahir Pratama
COMMENTS