Youthters percaya tidak kalau buku itu baik untuk jiwa kita, bahkan lebih baik daripada makanan. Kok bisa ? Buku bisa bikin jiwa kita s...
Youthters
percaya tidak kalau buku itu baik untuk jiwa kita, bahkan lebih baik daripada
makanan. Kok bisa ? Buku bisa bikin jiwa
kita sehat ? Ya percaya ga percaya nih youthters, membaca buku itu baik untuk
jiwanya kamu, saya dan mereka. Untuk menenangkan pikiran bacalah buku agama,
untuk hiburan bacalah komik, novel, atau majalah, dan untuk acara
tangis-tangisan, tersendu-sendu, coloklah mata kamu pake buku. Hehe..
Ok, sudah dulu ngelanturnya. Kali
ini kru akan kasih bukti kalau membaca buku itu baik untuk jiwa kita, sekalian
supaya minat baca youthters bertambah,
kasian jugakan yang penulis buku kalau tidak ada yang bacanya. Buku itu jendela
dunia, makanya tidak heran kalau ada buku yang berisi harga tralis jendela sama
bola dunia. *eh ngelantur lagi
Makanan
untuk bertahan hidup, sedangkan buku untuk hidup
Untuk bertahan hidup kita butuh makan youthters, tetapi untuk benar-benar hidup kita butuh buku untuk dijadikan pedoman. Jadi, kita butuh buku untuk menghidupkan pikiran agar otak kita cemerlang. Sepakat ?
Untuk bertahan hidup kita butuh makan youthters, tetapi untuk benar-benar hidup kita butuh buku untuk dijadikan pedoman. Jadi, kita butuh buku untuk menghidupkan pikiran agar otak kita cemerlang. Sepakat ?
Makanan
mempunyai nutrisi jasmani, buku mempunyai nutrisi rohani
Makanan yang kita makan tentunya
memiliki nutrisi. Makanya, tubuh kita mempunyai kekuatan untuk melakukan
aktivitas seperti benerin genteng atau nyabutin uban anak bayi. Tapi nih
youthters, buku memiliki nutrisi yang dapat memperbaiki jiwa kita yang setengah
rusak karena keseringan galau. Maka dari itu, bacalah buku ! Hayo yang galau
mulai senyum sendiri.
Makanan
memberikan rasa kenyang sesaat, buku memberikan kamu pengetahuan untuk seumur
hidup
Yupss, betul sekali youthters.
Setelah makan muncullah rasa kenyang sesaat, dan berlanjut menimbulkan rasa
ngantuk yang membuat kita ketiduran di atas lintasan monorel. Beda halnya dengan buku. Kalau kita baca
buku sungguh-sungguh dan menyerap intisarinya kamu akan mendapatkan ilmu
pengetahuan yang akan bertahan seumur hidup.
Makanan
mengisi perut, buku mengisi jiwa
Perut kosong diisi dengan makanan
supaya tubuh sehat. Tapi youthters semua itu percuma kalau tubuh sehat tapi
jiwa kita sakit. Oleh karena itu bacalah buku untuk mengisi jiwa. Bacalah kitab
suci dan serap maknanya, niscaya jiwa akan terang benderang layaknya lampu
templok.
Makanan
menjaga kamu untuk tetap hidup, buku membuat kamu selalu ingin hidup
Dengan apalagi kita bertahan
hidup selain lewat makanan? Tapi cuma percuma rasanya bertahan hidup tapi tidak
punya keinginan untuk hidup. Ibarat kata ni youthters “hidup enggan mati tak
mau” Seperti halnya orang-orang yang syaraf otaknya kejepit lift Ramayana
yang ingin mengakhiri hidupnya karena merasa tidak berarti lagi. Bacalah
buku apa pun jenisnya, wahai youthters. Buku agama, pelajaran, novel, apa pun.
Asalkan jangan buku yang ga ada lagi tulisannya.
Makanan
memuaskan keinginan, buku memuaskan keingintahuan
Sebagai manusia normal, kita
mempunyai naluri rasa lapar yang menimbulkan keinginan untuk makan. Tapi dari
mana kita bisa memuaskan keingintahuan kalo bukan dari buku ? Iyakan youthters
?
Makanan
hanya melewati perut, buku melewati generasi
Suapan demi suapan makanan yang
masuk ke mulut akan melewati perut lalu dibuang. Mubazirkan youthters. Tapi lain hal dengan buku, dia akan melewati
satu generasi ke generasi lainnya. Coba kamu lihat kurikulum pelajaran saat
sekolah, itu berlaku bertahun-tahun lamanya sampai ada cucu.
Makanan
bisa basi, buku nggak pernah basi
Selama apapun daya tahan makanan
disimpan, pasti suatu hari akan menjadi basi. Lain halnya dengan buku, sampai
kapan pun dia ga akan basi. Lihat contohnya pada buku sejarah, buku itu dari
masa ke masa tidak akan pernah basi. Kenapa? Karena buku itu selalu dibuthkan untuk mengabadikan sejarah yang tidak
boleh dilupakan, karena menurut Agung Pribadi, penulis buku “Gara-Gara
Indonesia” mengatakan kalau kita bisa merubah masa depan dengan sejarah.
Terlalu
banyak makan bikin sakit, terlalu banyak baca buku bikin pintar
Setelah makan lima belas porsi
nasi Padang, pasti rahang jadi pegel, ditambah perut mual, hingga menimbulkan
rasa sakit. Berbeda dengan buku, terlalu banyak baca buku bisa bikin kamu
mempunyai pengetahuan yang luas yang bikin kamu menjadi juara kelas.
Itulah bukti youthters kalau buku itu baik untuk jiwa sejak zaman Fir’aun
masih jualan cendol. Sekarang sudah tahu toh? Tunggu apa lagi? Segera baca buku
supaya kamu bertambah pintar dan semakin kreatif, serta bikin jiwa youthters
sehat.(mhr/@mahir_12)

COMMENTS