1 dari sekian ratus ribu yang terpinggirkan Masjid Agung Palenbang – Terik matahari yang begitu panas dan suara bising kendaraan s...
1 dari sekian ratus ribu yang terpinggirkan
Masjid Agung Palenbang –Terik
matahari yang begitu panas dan suara bising kendaraan seolah sudah menjadi
kebiasaan yang dialami salah seorang wanita yang bernama Nurmaina Wati.Wanita
kelahiran Palembang 38 tahun yang lalu ini mengalami cacat kaki sejak
lahir,sudah 2 tahun dia menjalani pekerjaannya sebagai pengemis.Ibu Wati
sapaannya,biasa ada di sekitaran masjid Agung Palembang atau di bawah
jembatan Ampera.Ibu Wati menceritakan bahwa penghasilannya perhari sekitar Rp 15.000,00 sampai Rp 25.000,00 atau Rp 450.000,00 sampai Rp 750.000,00 perbulan.Beliau tinggal di sebuah kontrakan di daerah Lumbungan Tanjung,Tangga Buntung,biaya kontrakannya Rp 220.000,00 per bulan.Suaminya bekerja sebagai pencari rongsokan yang tak tentu kapan pulang,karena mencari barang yang akan di jual biasanya di tempat yang relative jauh.Mereka punya 3 orang anak,yang pertama usia 18 tahun (tidak bekerja dan tidak sekolah),kedua 15 tahun (tidak bekerja dan tidak sekolah),yang terakhir berusia 7 tahun ,(masih sekolah SD di salah satu sekolah swasta ).Sebenarnya ibu Wati terpaksa melakukan pekerjaan ini,sebelumnya ibu ini hanya sebagai ibu rumah tangga dan tidak mempunyai pekerjaan.
jembatan Ampera.Ibu Wati menceritakan bahwa penghasilannya perhari sekitar Rp 15.000,00 sampai Rp 25.000,00 atau Rp 450.000,00 sampai Rp 750.000,00 perbulan.Beliau tinggal di sebuah kontrakan di daerah Lumbungan Tanjung,Tangga Buntung,biaya kontrakannya Rp 220.000,00 per bulan.Suaminya bekerja sebagai pencari rongsokan yang tak tentu kapan pulang,karena mencari barang yang akan di jual biasanya di tempat yang relative jauh.Mereka punya 3 orang anak,yang pertama usia 18 tahun (tidak bekerja dan tidak sekolah),kedua 15 tahun (tidak bekerja dan tidak sekolah),yang terakhir berusia 7 tahun ,(masih sekolah SD di salah satu sekolah swasta ).Sebenarnya ibu Wati terpaksa melakukan pekerjaan ini,sebelumnya ibu ini hanya sebagai ibu rumah tangga dan tidak mempunyai pekerjaan.
Jam 12.00 WIB sampai jam 17.00 WIB
ibu Wati memulai pekerjaannya,karena kalau dari pagi ibu 3 orang anak ini tidak
berani mengambil resiko,banyak social dan Pol PP yang masih beropersi,tuturnya.Beliau
punya cerita,kalau dia pernah di tangkap oleh social.Ketika itu ibu Wati duduk
disekitaran masjid Agung tempat biasanya dia bekerja,dari arah belakang dinas
keamanan menangkapnya dan dibawa di Panti Sosial yang berada di Kenten
Laut.Disana (panti social) ibu Wati di amankan sekitar 1 minggu untuk diberi
arahan dan bimbingan.Harapan beliau,pemerintah dapat lebih memperhatikan
orang-orang yang seperti mereka,seperti di beri lapangan pekerjaan.

COMMENTS